Rasulullah SAW bersabda dalam Hadits berikut :
“Sungguh wanita yang terbaik di antara wanita kamu ialah
yang subur, besar cintanya, teguhmemegang rahasia, tabah menderita mengurus
keluarganya,..”
(H.R. Thusy)
Penjelasan:
Hadits di atas menerangkan bahwa salah satu sifat baik
seorang perempuan ialah tabah menderita menghadapi kesulitan-kesulitan hidup.
Segala bentuk derita yang dihadapinya tidak membuatnya putus asa sehingga lari
ke jalan yang haram. Misalnya, karena kemelaratannya, ia menjadi pelacur atau
mencuri.
Sifat tabah menderita ialah kemampuan batin untuk tidak
mengeluh dan putus asa menghadapi kesulitan-kesulitan hidup.
Setiap orang sangat mungkin menghadapi berbagai kesulitan
dalam kehidupan di dunia ini. Adakalanya seseorang tabah menghadapi
penderitaan, namun adakalanya cepat berputus asa dan menjadi murung menghadapi
kesulitan kecil sekalipun. Mental semcam ini tentu sangat merugikan yang
bersangkutan karena orang yang mudah berputus asa atau murung mudah kehilangan
semangat hidup dan lebih senang menghindari kesulitan walaupun dengan cara yang
merugikan dirinya sendiri. Karena tidak sanggup menghadapi kesulitan ekonomi
atau tidak bisa menyelesaikan ekonomi atau tidak bisa menyelesaikan pelajaran
yang berat di sekolah misalnya, seseorang memakan obat penenang. Hal semacam ini tentu merugikan diri sendiri.
Salah satu sifat perempuan yang kurang baik untuk dijadikan
istri ialah tidak tabah menderita. Untuk itulah, Rasulullah SAW memberikan
petunjuk kepada laki-laki mu’min agar tidak mudah tertarik kepada sembarang
perempuan, yang akhirnya hanya akan menimbulkan penyesalan. Dalam kehidupan berumah tangga boleh dikatakan hampir selalu
muncul kesulitan dan penderitaan. Keluarga yang kekurangan contohnya, tentu
mengalami kesulitan ekonomi saat diterpa krisis moneter. Contoh lain, anak-anak
berprilaku tidak baik tentu akan menimbulkan kejengkelan dan aib pada orang
tua.
Seorang suami yang istrinya tidak tabah menderita akan
selalu dirongrong keluhan-keluhan walaupun hanya hal yang sepele. Suami tentu
akan sangat terganggu dengan sikap istrinya. Sikap istri yang tidak dewasa
menghadapi suatu masalah akan mengganggu ketenangan suami dan merusak
konsentrasinya dalam menghadapi masalah yang lebih besar di luar rumahnya atau
persoalan pekerjaannya. Hal ini dapat membuat prestasi kerja suami menurun atau
suami jenuh tinggal di rumah. Hal-hal negatif semacam ini tentu dapat merusak
keharmonisan rumah tangga. Bila keluarga semacam ini kelak mempunyai anak,
sikap istri yang tidak dewasa mungkin akan berpengaruh tidak baik pada
anak-anak. Hal-hal semacam ini tentu akan merusak suasana kebahagiaan keluarga
dan pertumbuhan mental anak secara sehat.
Oleh karena itu, agar tercapai keharmonisan dan kebahagiaan
dalam membina keluarga setiap laki-laki yang akan memilih calon istri hendaknya
menyelidiki sifat ini pada diri yang bersangkutan. Cara yang bisa dilakukan
antara lain:
1. Melihat pola kehidupan yang bersangkutan dalam menghadapi
kesulitan sehari-hari. Misalnya, kita amati bagaimana sikapnya bila mengalami
kekurangan makan apakah mereka mengatasinya dengan berpuasa atau mengambil hak
orang lain.
2. Menanyakan kepada keluarga dekat atau teman dekat atau
tetangga dekatanya apakah yang bersangkutan orang yang gampang putus asa atau
tahan uji. Misalnya, kita amati sikapnya ketika pembantu rumah tangga mengambil
cuti apakah dia mau mengerjakan rumah sendiri atau tidak.
Dengan cara-cara tersebut sifat perempuan yang ingin
dijadikan istri dapat diketahui. Bila dia ternyata mudah putus asa dan tidak ada
harapan untuk diperbaiki, sebaiknya perempuan semacam ini tidak dijadikan
istri. Akan tetapi,bila sifatnya negatif itu ada harapan untuk diperbaiki, kita
boleh menikahinya, lalu berusaha semaksimal mungkin menghilangkan sifat
tersebut sehingga kelak bisa menjadi perempuan yang tahan menghadapi kesulitan.
Ini perlu dilakukan, sebab adakalanya perempuan yang semula
terlihat mudah sekali murung dan berputus asa menghadapi kesulitan, berubah
sifat ketika sudah bersuami. Sifat negatifnya berubah karena suaminya sabar
membimbing mentalnya sehingga ia menjadi istri yang tabah menderita. Oleh
karena itu, perempuan yang sebelum menjadi istri terlihat pemurung dan mudah
berputus asa, brlum tentu akan tetap bersifat seperti itu kalau sudah menjadi
istri.
Jadi, peran suami untuk mengubah sifat negatif istri sanagat
besar. Usahanya mengubah sifat negatif akan menciprumah tangga bahagia dan
penuh ketentraman.
Ringkasnya, seorang laki-laki yang ingin memilih calon istri
hendaklah mengutamakan perempuan yang tabah menderita. Perempuan semacam ini
memiliki modal yang baik untuk menjadi istri. Ia dapat diharapkan mengantarkan
suaminya ke alam kehidupan rumah tangga yang penuh kebahagian dan ketentraman